Berita tertangkapnya kapal yang melakukan illegal fishing memang bukan kali pertama di Indonresia. Namun ironisnya peristiwa ini masih saja terus terjadi. Bahkan masih banyak kapal berbendera asing yang masih beroperasi di wilayah ZEE (zona ekonomi eksklusif).
Pelaku illegal fishing tentunya bukan nelayan bodoh yang selama ini kita kenal di Indonesia. Mereka sudah terorganisir dengan rapi dan solid, bahkan hafal betul wilayah target yang akan dijarahnya. Muncul dugaan bahwa mereka mendapat pasokan logistik dan bahan bakar dari kapal tramper dan tanker (Gatra Nomor 22, Kamis 17 April 2008). Solidnya kerja mereka mengindikasikan, bahwa mereka telah beroperasi sejak lama di perairan Nusantara.
Kemudahan mereka beroperasi memang tidak lepas dari peran oknum yang selama ini bertugas di perairan tersebut. Hal ini terbukti dari keberadaan mereka yng tetap aman selama beberapa waktu lalu. Ini seolah menjadi pertanda lemahnya kekuatan maritim di Indonesia.
Pentingnya kekuatan maritim
Diakui atau tidak, Indonesia memang sangat minim pengawasan terhadap nelayan asing. Kekuatan kita seolah hanya terpaku pada kekuatan darat. Padahal wilayah perairan indonesia lebih luas dari daratan. Bahkan, batas wilayah indonesia, sebagian besar juga merupakan wilayah perairan. Kenyataan ini berbeda dengan masa kepemimpinan presiden Soekarno. Pada masa itu, kekuatan laut kita lebih besar dari pada angkatan darat, dan tak heran jika malasyia pun tak berani berkutik ketika “ganyang Malaysia” berlaku.
Tak hanya pada masa Soekarno saja kita dapat berkaca. Bahkan jika kita menoleh lebih jauh kebelakang, Kerajaan majapahit, Demak, Mataram, merupakan contoh konkrit kebesaran wilayah nusantara yang tak lain berasal dari kekuatan maritim. Keberhasilan mereka membentuk kekuasaannya, tak lepas dari kekuatan maritim yang di bentuk dengan solid. Karena wilayah Indonesia sangat strategis dalam pelayarannya. Kini saatnya sistem di indonesia dibenahi. Bukan hanya memikirkan masalah politik dan kekuasaan individu dan kelompok. Tetapi sudah saatnya pemerintah dan wakil rakyat memikirkan nasib wilayah kita. Jangan sampai sejarah kehancuran di masa lalu terulang kembali karena masyarakatnya sibuk dengan kepentingan politik, sehingga mereka tidak akan mendapatkan papun karena wilayahnya telah diduduki oleh orang lain. Percikan sejaran masa lalu perlu menjadi contoh ditengah kondisi bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar