Kamis, 31 Juli 2008

Ideologi di Tengah Arus Global

Septina Nafiyanti*


Selama puluhan tahun kita telah mengakui satu ideologi yang terpatri dalam pancasila. selama itu pula bangsa indonesia berdiri sebagai negara dengan jati diri seperti yang tertuang dalam isi pancasila. Namun seiring berubahnya waktu ideologi tersebut mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Derasnya arus global telah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia menjadi lebih individualis. Tak heran jika persatuan yang tertuang dalam teks pancasila poin ke tiga mulai terkikis oleh sifat tersebut.

Kuatnya persaingan global yang menuntut bangsa indonesia terjun ke arena persaingan justru ditanggapi dengan sikap modernisme yang kian melenceng. pasalanya mereka justru lebih menerima pengaruh dari luar tanpa memperhatikan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa indonesia yang tertuang dalam pancasila. seperti halnya sekularisme yang pernah menjadi musuh bangsa Indonesia karena bertentangan dengan ideologipun kini mulai ditolelir. Sungguh pergeseran budaya yang sangat luar biasa, ideologi yang dulunya terpatri dalam setiap nafas bangsa Indonesia dianggap sebagai ideolgi kuno dan ketinggalan zaman.

Tak hanya itu saja, sikap wakil rakyat yang ingin berbuat semaunya juga merupakan suatu penyimpangan dari isi pancasila poin ke empat. Bagaimana tidak, jika kerakyatan yang diimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan diganti dengan kerakyatan yang dipimpin dalam kewenangan dan perwakilan. Perubahan ideologi tersebut terlihat jelas ketika DPR sebagai wakil rakyat mengambil keputusan untuk menuntut fasilitas pribadi tanpa adanya kesepakatan rakyat.

Fenomena tersebut telah memporak-porandakan nilai luhur bangsa yang dulunya diperjuangkan oleh pendahulu-pendahulu kita. Jika kita teringat sejarah penetapan pancasila sebagai ideologi bangsa, maka kita juga akan mengingat bagaimana pejuang kita dulu berkali-kali mengajukan teks dan memusyawarahkan bersama untuk mencari ideologi yang paling tepat dari berbagai macam etnis di Indonesia. Ideologi tersebut merupakan final dari pencarian jati diri, melihat kondisi bangsa Indonesia yang plural.

Di tengah derasnya arus global seperti saat ini, seharusnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sangat penting untuk dipertahankan, karena nilai-nilai tersebut tidak akan pernah terkikis oleh waktu dan akan selalu relevan dengan kondisi bangsa Indonesia kapanpun. untuk mempertahankan ideologi tersebut perlu adanya peran dari seluruh masyarakat Indonesia, baik itu pemerintah, maupun rakyat.

Kesadaran masing-masing individu akan pentingnya nilai-nilai luhur bangsa sangat diperlukan. Karena lahirnya ideologi tersebut juga merupakan awal dari komitmen bangsa Indonesia untuk mengawali langkah menuju bangsa yang seutuhnya. Oleh karena itu sejarah perumusan pancasila sampai pada hasil yang diperoleh dari ideologi tersebut merupakan cermin akan pentingnya pancasila sebagai ideologi bangsa yang perlu dipertahankan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sehatusnya tidak hanya diakui sebagai formalitas akan tetapi nilai-nilai tersebut sangat penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa. Karena nilai-nilai tersebut merupakan jiwa dari bangsa indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya, dan bahasa.

Tidak ada komentar: